tag:blogger.com,1999:blog-68049126489326453242024-02-06T19:02:45.594-08:00Dayak MaanyanJARI JANANG KALALAWAHdayakmaanyan-anbtihttp://www.blogger.com/profile/06583358411895065658noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-6804912648932645324.post-23679417816774947752009-07-17T11:24:00.000-07:002009-07-17T12:48:52.580-07:00Mengenal Kabupaten-Kabupaten Di Kalimantan TengahSebelum pemekaran pada tahun 2002, Kalimantan Tengah masih terdiri atas 6 Kabupaten Kota, namun UU Nomor 5 tahun 2002 Tentang Pemekaran Daerah Di Kalimantan Tengah menambah kabupaten/Kota menjadi 13 Kab/Kota. Berikut ini adalah nama-nama Kab/Kota beserta dengan ibukotanya :<br /><br />1. Kota Palangkaraya Ibukota Palangkaraya (Ibukota Prov. Kalimantan Tengah)<br />2. Kabupaten Kapuas Ibukota Kuala Kapuas<br />3. Kabupaten Pulang Pisau Ibukota Pulang Pisau<br />4. Kabupaten Lamandau Ibukota Nanga Bulik<br />5. Kabupaten Sukamara Ibukota Sukamara<br />6. Kabupaten Kotawaringin Barat Ibukota Pangkalan Bun<br />7. Kabupaten Kotawaringin Timur Ibukota Sampit<br />8. Kabupaten Seruyan Ibukota Kuala Pembuang<br />9. Kabupaten Gunung Mas Ibukota Kuala Kurun<br />10. Kabupaten Katingan Ibukota Kasongan<br />11. Kabupaten Murung Raya Ibukota Puruk cahu<br />12. Kabupaten Barito Utara Ibukota Muara Teweh<br />13. Kabupaten Barito Selatan Ibukota Buntok<br />14. Kabupaten Barito Timur Ibukota Tamiang Layang<br /><br />Untuk lebih lengkap tentang Kalimantan Tengah silahkan klik website www.kalteng.go.iddayakmaanyan-anbtihttp://www.blogger.com/profile/06583358411895065658noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6804912648932645324.post-68178261573705793122009-07-17T10:52:00.000-07:002009-07-17T13:05:27.062-07:00Aku Bangga Sebagai Orang Maanyan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ3KjZYxVrSPfZ4GxMbb8orzN4BIUQqPW8tou-zy0J2Eri9lK0_kE8-afRWp1pSfnwxeGd2uIGLnpcXiZH1ccmNcyDXG0Ll6ZH5Y4-5LGEa4wWpqWchaFQgPi_QDvZtjVgtqii6dLTr-E/s1600-h/basis+data+bogor+205.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 267px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ3KjZYxVrSPfZ4GxMbb8orzN4BIUQqPW8tou-zy0J2Eri9lK0_kE8-afRWp1pSfnwxeGd2uIGLnpcXiZH1ccmNcyDXG0Ll6ZH5Y4-5LGEa4wWpqWchaFQgPi_QDvZtjVgtqii6dLTr-E/s400/basis+data+bogor+205.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5359489471201964770" /></a><br />Santai Nyawit<br /><br />Suka tidak suka, mau tidak mau masyarakat Indonesia harus mengikuti proses modernisasi, tidak terkecuali pula msyarakat adat. Perkembangan negara yang semakin canggih disertai dengan kebijakan pemerintah yang lebih berorientasi kepada kepentingan asing telah memposisikan masyarakat adat sebagai objek penonton di negeri sendiri. Kondisi semakin diperparah dengan tidak adanya pemberdayaan bagi masyarakat adat.<br /><br />Generasi muda kaum adat juga semakin terkikis seiringnya waktu berjalan. Mengikuti gaya-gaya hidup orang modern membuat mereka semakin lupa akan identitas mereka sebagai orang ada, bahkan cenderung tidak mengakui lagi sebagai orang adat. Alasan klasik penyangkalan ini adalah karena orang adat itu udik, konservatif, terbelakang, monoton dan yang lebih keren lagi alasan utamanya adalah ketingggalan zaman.<br /><br />Tidak bisa disalahkan kalau mereka berpikir seperti itu karena kenyataannya saat ini masyarakat adat memang terbelakang (lebih tepat adalah sengaja dibelakangkan)oleh kebijakan yang tidak memihak kepada komunitas adat. Boleh jadi kita sepakat kalau masyarakat adat pikirannya konservatif namun itu harus kita pahami bahwa semua itu disebabkan rendahnya SDM (baca pendidikan) yang dimiliki para tetua adat. <br /><br />Jadi kalau kita tidak ingin dibilang sebagai masyarakat adat yang ketinggalan zaman, maka tugas kaum generasi muda lah yang membangun masyarakat adat agar lebih maju lagi. Kita berani memberi penyangkalan maka kita juga harus berani untuk memperbaiki penyangkalan tersebut dengan memberdayakan kemampuan para masyarakat adat. Bukan suatu kebanggan kalau kita menyangkal diri kita sebagai orang Dayak Maanyan hanya karena alasan masyarakat Maanyan ketinggalan zaman. Tetapi akan lebih berharga kalau kita bisa memberikan sesuatu hal yang terbaik untuk kemajuan Maanyan. Aku bangga menjadi orang Maanyan......dayakmaanyan-anbtihttp://www.blogger.com/profile/06583358411895065658noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-6804912648932645324.post-79243670329450508122009-07-17T10:47:00.000-07:002009-07-17T13:13:44.569-07:00KENAPA ORANG ADAT HARUS DIBERDAYAKAN?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkv866uM5Qa0uqcyHgrYGaanLYXlCau2lGwwYwHmZ6NX9UfVCoPkAtqWO-cIeta6ZEwV0Uk7p3_Q_VO-oe9ESl5uqURtWKNEqxD-M4990r3Ri5Eat2dY-p8eqD843df2l0AVEqdaKja5c/s1600-h/basis+data+bogor+290.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 267px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkv866uM5Qa0uqcyHgrYGaanLYXlCau2lGwwYwHmZ6NX9UfVCoPkAtqWO-cIeta6ZEwV0Uk7p3_Q_VO-oe9ESl5uqURtWKNEqxD-M4990r3Ri5Eat2dY-p8eqD843df2l0AVEqdaKja5c/s400/basis+data+bogor+290.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5359488280779201634" /></a><br />Alasan-alasan Orang Adat Harus Diberdayakan<br />1. Orang adat adalah warga NKRI<br />2. Sebelum ada hukum positif, orang adat sudah punya hukum adat tersendiri<br />3. Eksploitasi ekonomi kebanyakan di daerah komunitas adat<br />4. Selama ini orang adat hanya menjadi objek pembangunan<br />5. Kaum adat terancam eksistensinya kerena kurangnya pembinaan<br /><br />Bona Vebrianidayakmaanyan-anbtihttp://www.blogger.com/profile/06583358411895065658noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6804912648932645324.post-17675038871949811352009-07-17T10:39:00.000-07:002009-07-17T10:44:23.274-07:00Dayak Maanyan lagi BerkabungMasyarakat Dayak Maanyan khususnya Pemerintah Kabupaten Barito Timur kalimantan Tengah lagi berduka, pada Hari Kamis,17 Juli 2009 tepatnya pada jam 02:00 WIB dinihari Sekretaris Daerah Kab. Barito Timur Bapak Drs. Ebsan Dioh, MM telah dipanggil yang maha kuasa. Almarhum yang dikenal dekat dengan masyarakat merupakan salah satu putra terbaik Dayak Maanyan, selain di pemerintahan beliau juga adalah ketua harian Dewan Adat Barito Timur. Semoga almarhum mendapatkan tempat yang layak disisiNya. SELAMAT JALAN PAK SEKDA.....dayakmaanyan-anbtihttp://www.blogger.com/profile/06583358411895065658noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6804912648932645324.post-69996699149389996832009-07-17T10:14:00.000-07:002009-07-17T10:38:50.045-07:00ARTI SEBUAH KEBERSAMAAN<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiNyWEtUhPGu9SVPb2XiqoRZCuLh8vXu0gcHA5EVOxy2S8xN5HpgtJyyAlUckpXQ8lQPgWYw_VjMaSo5QDThFKyVwuLGlrMq4xsliGHfS_y94qFky967pSS6xoO-Ngegwa2ldYKtGtasY/s1600-h/workshop+bogor+13-16+200.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiNyWEtUhPGu9SVPb2XiqoRZCuLh8vXu0gcHA5EVOxy2S8xN5HpgtJyyAlUckpXQ8lQPgWYw_VjMaSo5QDThFKyVwuLGlrMq4xsliGHfS_y94qFky967pSS6xoO-Ngegwa2ldYKtGtasY/s400/workshop+bogor+13-16+200.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5359479974170197618" /></a><br /><br />Ini foto kami dengan teman-teman masyarakat adat se- nusantara, kami menyempatkan berfoto setelah selesai mengikuti sesi materi teknik penggunaan kamera dan teknik wawancara. dari kiri kekanan adalah Jhoni Sujani (Cieruendue), Santai Nyawit (Dayak Maanyan), Deis Sriyatin (Ciereundue), Bona Vebriani (Dayak Maanyan), Rubaah (Tanikeas), Sadiman (Tanikeas). Teman-teman jangan lupain kami dari Dayak Maanyan ya....N kalau ada waktu berkunjunglah ke Tumpuk Nansarunai Barito Timurdayakmaanyan-anbtihttp://www.blogger.com/profile/06583358411895065658noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6804912648932645324.post-25403972704022474142009-07-17T01:18:00.000-07:002009-07-17T01:29:18.086-07:00KEGIATAN RITUAL ADAT MAANYAN BARITO TIMUR BULAN JULI 20091. Acara Adat SIWAH, dilaksanakan Tanggal 20 Juli 2009, bertempat di Desa Hayaping Kec. Awang Kab. Barito Timur (kurang lebih 18 Km dari Kota Tamiang Layang)<br /><br />2. Acara Adat WARA, dilaksanakan Tanggal 20 - 25 Juli 2009 bertempat di Desa Kalahien Kec. Dusun Selatan Kab. Barito Selatan (kurang lebih 120 Km dari Kota Tamiang Layang)<br /><br />3. Acara Adat MIA, dilaksanakan Tanggal 23 - 26 Juli 2009, bertempat di Desa Betang Nalong Kec. Patangkep Tutui Kab. Barito Timur (kurang lebih 21 Km dari Kota Tamiang Layang)dayakmaanyan-anbtihttp://www.blogger.com/profile/06583358411895065658noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6804912648932645324.post-58534412143731724732009-07-17T00:36:00.000-07:002009-07-17T01:45:32.471-07:00Forpema Bartim Ikuti Workshop Basis Data Di Bogor<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2lJkcA__2pXBRqUBoRX-XfC6KQ5Mkp_0QqHrsviFcBDbJh6qOwTxbBgsTo_D5PuZj0w2dT1KH1mRAFbDgELHmTONDwAFcNk3a3HrdG8DQMFJ-5jaVje-Ol5rrNOZMFQvNV8GXoeoYSSs/s1600-h/basis+data+008.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 214px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2lJkcA__2pXBRqUBoRX-XfC6KQ5Mkp_0QqHrsviFcBDbJh6qOwTxbBgsTo_D5PuZj0w2dT1KH1mRAFbDgELHmTONDwAFcNk3a3HrdG8DQMFJ-5jaVje-Ol5rrNOZMFQvNV8GXoeoYSSs/s320/basis+data+008.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5359347012816921090" /></a><br /><br />Dari tanggal 13 - 16 Juli 2009 yang lalu, komunitas Dayak Maanyan yang diwakili oleh Forum Pemberdayaan Masarakat Adat Maanyan (FORPEMA) Barito Timur mengikuti kegiatan Workshop Basis Data Masyarakat Adat Bagi Penganut Kepercayaan Lokal yang dilaksanakan di Kebun Wisata Pasir Mukti, Bogor. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI) diikuti oleh 9 (sembilan) komunitas masyarakat Adat wilayah Jawa, Sunda Kecil, NTT, Bali dan Kalimantan yakni komunitas adat AKUR Cigugur, Cierendue, Dayak Losarang, Bali, Sabu, Jintiu, Marapu, Dayak Maanyan dan Tanikeas. Salah satu tujuan utama workshop adalah penguatan kapasitas masyarakat adat dalam mengembangkan nilai-nilai komunitas mereka terutama dalam hal menginformasikan tentang identitas mereka yang sebenarnya. Hal ini penting karena selama ini pihak yang berada di luar komunitas adat tersebut cenderung menggunakan persepsi berbeda dalam memberikan penilaian terhadap suatu komunitas. Sehingga informasi-informasi yang di dapat terhadap suatu komunitas cenderung kurang akurat. Selain itu pula akibat ketimpangan pembangunan masyarakat adat hanya jadi objek eksploitasi tanpa diberikan peran untuk mengembangakan identitas komunitasnya. Permasalahan lain yang dihadapi oleh masyarakat adat adalah masih adanya diskriminasi dalam mendapatkan pelayanan publik seperti pelayanan pendidikan, akte kelahiran, dan yang lainnya disebabkan tidak adanya pengakuan kepercayaan lokal tersebut (penghayat kepercayaan) menjadi agama negara. Materi lain pada workshop tersebut adalah pembelajaran penulisan ilmiah dan pembuatan film dokumenter tentang budaya setempat. Dari Masyarakat Dayak Maanyan yang mengikuti kegiatan workshop tersebut diwakili oleh Santai Nyawit dan Bona Vebrianidayakmaanyan-anbtihttp://www.blogger.com/profile/06583358411895065658noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6804912648932645324.post-14684011577853733992009-07-16T23:07:00.000-07:002009-07-17T01:14:16.516-07:00Kursus Singkat Internet Di Sekretariat ANBTISeusai mengikuti kegiatan Workshop Basis Data di Bogor, Santai Nyawit dan Bona Vebriani mengikuti kursus singkat tentang pengetahuan internet khususnya tentang pengembangan blog. Kursus ini penting diikuti karena mengingat publikasi hasil tulisan maupun film tentang komunitas adat Dayak Maanyan nanti salah satunya akan dipublikasikan melalui jaringan blog internet di ANBTI. Kursus diselenggarakan dalam rangka mengisi waktu luang sebelum kepulangan dari Jakartadayakmaanyan-anbtihttp://www.blogger.com/profile/06583358411895065658noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6804912648932645324.post-65048194856240991432008-09-02T23:03:00.000-07:002008-09-02T23:08:57.530-07:00KABUT ASAP DI MATA MASYARAKAT DAYAK / SMOKE IN THE EYES OF DAYAK PEOPLEOleh: Unriu Ngubel<br /><br />Kalimantan merupakan pulau terbesar di Indonesia berbatasan langsung dengan Malaysia dan Brunei Darussalam di dua propinsi yakni Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat disamping Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Pada musim kemarau di Kalimantan terjadi kebakaran lahan besar-besaran. Mengapa? Penduduk asli semua propinsi tersebut adalah suku Dayak. Umumnya mata pencaharian mereka adalah berladang dengan sistem berpindah-pindah dilakukan nenek moyang dulu pada lahan berbukit-bukit. Polanya adalah membuat ladang di suatu tempat lahan kering dari mulai menebas, menebang kemudian dikeringkan dan dibakar, dibersihkan dan ditamani padi dan bersamaan dengan itu ditanami karet dan tanaman lainnya untuk menjadi kebun buah/karet dan hutan kembali. Begitu seterusnya rotasi selama 6-7 tahun berikutnya lahan yang awal dibuka bisa dibuatkan ladang kembali atau ada juga lahan tersebut seterusnya dijadikan kebun buah-buahan misal durian, cempedak, papakan dll termasuk kayu untuk bahan rumah yang di masing-masing muka berbeda penanamannya.<br /><br />Pada awalnya siklus tersebut berjalan dengan baik dan tidak ada masalah. Dengan adanya perubahan perkembangan zaman Orde Baru sampai sekarang masuklah pengusaha-pengusaha hutan dengan seizin pemerintah pusat mengeksploitasi hutan-hutan Kalimantan dengan jaminan bahawa mereka akan mereboisasikan kembali dengan istilah Hutan Tanaman Industri (HTI) dengan mengantongi izin Hak Pengusaha Hutan (HPH) para pengusaha tersebut membabati hutan Kalimantan kemudian membakarnya dan menanam kembali dengan bibit hutan baru seperti singon, mahoni, jati akasia dll, yang pada dasarnya tidak cocok dengan tanah Kalimantan dan tidak berhasil.<br /><br />Disamping pembakaran lahan dengan dalih HTI, sekarang muncul suatu yang baru yakni izin perluasan areal perkebunan sawit terutama di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Perluasan perkebunan sawit ini juga membuktikan lahannya harus dibakar besar-besaran. Sejalan dengan itu penduduk yang ada juga tetap berladang dengan tetap juga membersihkan lahan ladangnya dengan dibakar. Pembakaran hutan tersebut dilakukan pada saat musim kemarau dan secara bersamaan dengan itu terjadi kebakaran-kebakaran di lahan HTI dan perluasan perkebunan sawit tadi. Akibatnya terproduksilah asap besar-besaran sampai ke Malaysia dan Singapura. Pemerintah mengatakan bahwa peladang berpindahlah biang dari asap tersebut karena peladang berpindah tidak punya izin untuk membuka lahan.<br /><br />Pada awal tulisan ini dikatakan bahwa suku Dayak yang sejak nenek moyang memang berladang dengan cara membakar lahan tetapi melakukannya dengan hati-hati.. Pembakaran lahan (jewe) harus dipilih harinya yang baik. Lahan yang akan dibakar harus diisolasikan dulu dengan cara dibersihkan sekelilingnya sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan api keluar dari areal yang dibakar. Disamping itu juga ada manusia-manuasia yang merupakan kearifan lokal dan diyakini bisa membatasi api untuk tidak keluar dari lahan usakan. Pada saat membakar dilakukan juga secara bergotong-royong dengan tentunya yang berdekatan, dan selanjutnya menjaga proses pembakaran sampai habis dan itu berlangsung antara 1-2 jam tergantung dari luas lahan yang dibakar. Selesai pembakaran sampai esok harinya tidak ada lagi asap dari ladang yang telah dibakar tersebut. Pertanyaannya adalah dari manakah asap yang setiap tahun menjadi momok yang kabutnya menyelimut Kalimantan sampai ke Malaysia dan Brunei itu? Itu adalah produksi dari pengusaha HPH dan Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit. Mereka berdalih membersihkan lahan dengan mengambil kayu-kayu yang ada, kemudian membakarnya secara besar-besaran dan kemudian menanaminya dengan kulit atau kayu yang baru dan semuanya bukan tanaman Kalimantan.<br /><br />Disamping itu juga kalau perluasan perkebunan sawit tersebut di lahan Gambut, maka kebakarannya akan lebih besar dan lebih lama karena struktur lahan gambut yang ikut terbakar juga adalah tanahnya. Oleh karena itu sebagai warga Dayak sangat berkeberatan atas tuduhan bahwa merekalah yang menciptakan asap tersebut. Suku Dayak membakar lahan ladang mereka selama 1-2 jam saja. Lahan mereka tidak ada yang lebih dari 2 Ha dan suku Dayak melakukan pembakaran dengan sangat <br />hati-hati dan terkendali baik dengan cara kasat mata maupun secara mistik. Oleh karena itu diharapkan agar pemerintah dari pusat sampai daerah yang telah melempar tuduhan tersebut bahkan telah membuat peraturan pemerintah tentang pelarangan pembukaan lahan tersebut bisa menarik kambali tuduhannya dan memberikan pengecualian bagi masyarakat lokal dalam mengolah lahan ladangnya sesuai dengan kebiasaan asal. <br /><br />Kebijakan dan kearifan masyarakat Dayak dalam mengolah lahan ladang telah ada sejak zaman nenek moyang dulu. Kerusakan alam Kalimantan yang terjadi sekarang adalah akibat kerusakan para pemodal besar yang ingin mengumpulkan kekayaan lebih banyak lagi yang pajak kekayaannya banyak untuk pembangunan di Pulau Jawa dan korupsi oleh para pejabat.<br /><br />By: Unriu Ngumbel <br /><br />Kalimantan is the biggest island in Indonesia that straightly bordered with Malaysia and Brunei Darusalam. The indigenous people in this island is the Dayak tribe. In dry season, this island experiences a big conflagration. The question is why it can happened? The Dayak people work in agriculture with moving system that has been done since the time of their ancestor at the hilly land. The system is to cleaning the area, cutting down the trees, burning, drying then doing the reforestation, and it is done continuely, until 6-7 years later the first land can be reused. It is use for planting fruits such as durian, jackfruit, including wood <br />with various ways of planting which been use for building house.<br /><br />At the first time, it worked well and had no problem, but it has changed since the new era because there are lots of corporations with government’s licenced that exploits the forest. They guarantee that they will do reforestation, in the term of Hutan Tanaman Industri (HTI), and with the forest licence, called HPH (Hak Pengusaha Hutan) they are permitted to cut down the trees. Unluckily, they do reforestation with the new seeds which are unsuitable for the land, such as mahoni, jati akasia,etc, so it is failed. Besides HTI, nowadays it appears a new system. This new system gives a licensee to expand the area for coconut tree in West and East Kalimantan. This expanding proves that the burning areas are increasing. Meanwhile, in the path of it, the indigenous people keep changing the area into the agricultural land. They do it at the dry season, and in the same time the corporation with HTI also do the same. Therefore, a huge smoke is produced, and reaches Malaysia and Singapore. Then, the government says that the main cause of it is the moving agricultural system because it has no licence to open the land. <br /><br />At the beginning of this writing said that the Dayak tribe has done the moving agricultural system since a long time ago. They burn the forest, but they do it carefully. It is a compulsory that they have to choose the good day for doing it. The area that wants to be burned has to be isolated by cleaning the area. They also believe some people can border the fire, so it won’t spread everywhere. In the burning process, the people works together keeping the process so that it works well. It takes time around 1-2 hours, depends on the wide of the area. After the burning process, there is no smoke at all. So, the question is; where does the smoke come from? <br /><br />It is a result from the HPH corporation and coconut industry. They say they clean the forest, take the lumber, burn it, then plant new trees, but in fact they plant trees which are unsuitable for Kalimantan’s land. Beside that, if the expanding is done in Gambut area, the fire will be bigger and longer because the structure of Gambut area will burn the soil too. Because of that, the Dayak people do not want to be blamed. They burn the area just for 1-2 hours carefully, and it is less than 2 Hectare. Therefore, they hope both the central government and local government that have blamed them, take that accusation back and return their right to maintain the land.<br /><br />The wisdom and kindness of Dayak people in maintaining their land has been owned since a long time ago. The nature destruction that happened in Kalimantan nowadays is the result from the corporation owners who just want to collect their wealth more and more and use the tax to develop only Java island and also took corruption with thedayakmaanyan-anbtihttp://www.blogger.com/profile/06583358411895065658noreply@blogger.com1