Jumat, 17 Juli 2009

Mengenal Kabupaten-Kabupaten Di Kalimantan Tengah

Sebelum pemekaran pada tahun 2002, Kalimantan Tengah masih terdiri atas 6 Kabupaten Kota, namun UU Nomor 5 tahun 2002 Tentang Pemekaran Daerah Di Kalimantan Tengah menambah kabupaten/Kota menjadi 13 Kab/Kota. Berikut ini adalah nama-nama Kab/Kota beserta dengan ibukotanya :

1. Kota Palangkaraya Ibukota Palangkaraya (Ibukota Prov. Kalimantan Tengah)
2. Kabupaten Kapuas Ibukota Kuala Kapuas
3. Kabupaten Pulang Pisau Ibukota Pulang Pisau
4. Kabupaten Lamandau Ibukota Nanga Bulik
5. Kabupaten Sukamara Ibukota Sukamara
6. Kabupaten Kotawaringin Barat Ibukota Pangkalan Bun
7. Kabupaten Kotawaringin Timur Ibukota Sampit
8. Kabupaten Seruyan Ibukota Kuala Pembuang
9. Kabupaten Gunung Mas Ibukota Kuala Kurun
10. Kabupaten Katingan Ibukota Kasongan
11. Kabupaten Murung Raya Ibukota Puruk cahu
12. Kabupaten Barito Utara Ibukota Muara Teweh
13. Kabupaten Barito Selatan Ibukota Buntok
14. Kabupaten Barito Timur Ibukota Tamiang Layang

Untuk lebih lengkap tentang Kalimantan Tengah silahkan klik website www.kalteng.go.id

Aku Bangga Sebagai Orang Maanyan


Santai Nyawit

Suka tidak suka, mau tidak mau masyarakat Indonesia harus mengikuti proses modernisasi, tidak terkecuali pula msyarakat adat. Perkembangan negara yang semakin canggih disertai dengan kebijakan pemerintah yang lebih berorientasi kepada kepentingan asing telah memposisikan masyarakat adat sebagai objek penonton di negeri sendiri. Kondisi semakin diperparah dengan tidak adanya pemberdayaan bagi masyarakat adat.

Generasi muda kaum adat juga semakin terkikis seiringnya waktu berjalan. Mengikuti gaya-gaya hidup orang modern membuat mereka semakin lupa akan identitas mereka sebagai orang ada, bahkan cenderung tidak mengakui lagi sebagai orang adat. Alasan klasik penyangkalan ini adalah karena orang adat itu udik, konservatif, terbelakang, monoton dan yang lebih keren lagi alasan utamanya adalah ketingggalan zaman.

Tidak bisa disalahkan kalau mereka berpikir seperti itu karena kenyataannya saat ini masyarakat adat memang terbelakang (lebih tepat adalah sengaja dibelakangkan)oleh kebijakan yang tidak memihak kepada komunitas adat. Boleh jadi kita sepakat kalau masyarakat adat pikirannya konservatif namun itu harus kita pahami bahwa semua itu disebabkan rendahnya SDM (baca pendidikan) yang dimiliki para tetua adat.

Jadi kalau kita tidak ingin dibilang sebagai masyarakat adat yang ketinggalan zaman, maka tugas kaum generasi muda lah yang membangun masyarakat adat agar lebih maju lagi. Kita berani memberi penyangkalan maka kita juga harus berani untuk memperbaiki penyangkalan tersebut dengan memberdayakan kemampuan para masyarakat adat. Bukan suatu kebanggan kalau kita menyangkal diri kita sebagai orang Dayak Maanyan hanya karena alasan masyarakat Maanyan ketinggalan zaman. Tetapi akan lebih berharga kalau kita bisa memberikan sesuatu hal yang terbaik untuk kemajuan Maanyan. Aku bangga menjadi orang Maanyan......

KENAPA ORANG ADAT HARUS DIBERDAYAKAN?


Alasan-alasan Orang Adat Harus Diberdayakan
1. Orang adat adalah warga NKRI
2. Sebelum ada hukum positif, orang adat sudah punya hukum adat tersendiri
3. Eksploitasi ekonomi kebanyakan di daerah komunitas adat
4. Selama ini orang adat hanya menjadi objek pembangunan
5. Kaum adat terancam eksistensinya kerena kurangnya pembinaan

Bona Vebriani

Dayak Maanyan lagi Berkabung

Masyarakat Dayak Maanyan khususnya Pemerintah Kabupaten Barito Timur kalimantan Tengah lagi berduka, pada Hari Kamis,17 Juli 2009 tepatnya pada jam 02:00 WIB dinihari Sekretaris Daerah Kab. Barito Timur Bapak Drs. Ebsan Dioh, MM telah dipanggil yang maha kuasa. Almarhum yang dikenal dekat dengan masyarakat merupakan salah satu putra terbaik Dayak Maanyan, selain di pemerintahan beliau juga adalah ketua harian Dewan Adat Barito Timur. Semoga almarhum mendapatkan tempat yang layak disisiNya. SELAMAT JALAN PAK SEKDA.....

ARTI SEBUAH KEBERSAMAAN



Ini foto kami dengan teman-teman masyarakat adat se- nusantara, kami menyempatkan berfoto setelah selesai mengikuti sesi materi teknik penggunaan kamera dan teknik wawancara. dari kiri kekanan adalah Jhoni Sujani (Cieruendue), Santai Nyawit (Dayak Maanyan), Deis Sriyatin (Ciereundue), Bona Vebriani (Dayak Maanyan), Rubaah (Tanikeas), Sadiman (Tanikeas). Teman-teman jangan lupain kami dari Dayak Maanyan ya....N kalau ada waktu berkunjunglah ke Tumpuk Nansarunai Barito Timur

KEGIATAN RITUAL ADAT MAANYAN BARITO TIMUR BULAN JULI 2009

1. Acara Adat SIWAH, dilaksanakan Tanggal 20 Juli 2009, bertempat di Desa Hayaping Kec. Awang Kab. Barito Timur (kurang lebih 18 Km dari Kota Tamiang Layang)

2. Acara Adat WARA, dilaksanakan Tanggal 20 - 25 Juli 2009 bertempat di Desa Kalahien Kec. Dusun Selatan Kab. Barito Selatan (kurang lebih 120 Km dari Kota Tamiang Layang)

3. Acara Adat MIA, dilaksanakan Tanggal 23 - 26 Juli 2009, bertempat di Desa Betang Nalong Kec. Patangkep Tutui Kab. Barito Timur (kurang lebih 21 Km dari Kota Tamiang Layang)

Forpema Bartim Ikuti Workshop Basis Data Di Bogor



Dari tanggal 13 - 16 Juli 2009 yang lalu, komunitas Dayak Maanyan yang diwakili oleh Forum Pemberdayaan Masarakat Adat Maanyan (FORPEMA) Barito Timur mengikuti kegiatan Workshop Basis Data Masyarakat Adat Bagi Penganut Kepercayaan Lokal yang dilaksanakan di Kebun Wisata Pasir Mukti, Bogor. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI) diikuti oleh 9 (sembilan) komunitas masyarakat Adat wilayah Jawa, Sunda Kecil, NTT, Bali dan Kalimantan yakni komunitas adat AKUR Cigugur, Cierendue, Dayak Losarang, Bali, Sabu, Jintiu, Marapu, Dayak Maanyan dan Tanikeas. Salah satu tujuan utama workshop adalah penguatan kapasitas masyarakat adat dalam mengembangkan nilai-nilai komunitas mereka terutama dalam hal menginformasikan tentang identitas mereka yang sebenarnya. Hal ini penting karena selama ini pihak yang berada di luar komunitas adat tersebut cenderung menggunakan persepsi berbeda dalam memberikan penilaian terhadap suatu komunitas. Sehingga informasi-informasi yang di dapat terhadap suatu komunitas cenderung kurang akurat. Selain itu pula akibat ketimpangan pembangunan masyarakat adat hanya jadi objek eksploitasi tanpa diberikan peran untuk mengembangakan identitas komunitasnya. Permasalahan lain yang dihadapi oleh masyarakat adat adalah masih adanya diskriminasi dalam mendapatkan pelayanan publik seperti pelayanan pendidikan, akte kelahiran, dan yang lainnya disebabkan tidak adanya pengakuan kepercayaan lokal tersebut (penghayat kepercayaan) menjadi agama negara. Materi lain pada workshop tersebut adalah pembelajaran penulisan ilmiah dan pembuatan film dokumenter tentang budaya setempat. Dari Masyarakat Dayak Maanyan yang mengikuti kegiatan workshop tersebut diwakili oleh Santai Nyawit dan Bona Vebriani

Kamis, 16 Juli 2009

Kursus Singkat Internet Di Sekretariat ANBTI

Seusai mengikuti kegiatan Workshop Basis Data di Bogor, Santai Nyawit dan Bona Vebriani mengikuti kursus singkat tentang pengetahuan internet khususnya tentang pengembangan blog. Kursus ini penting diikuti karena mengingat publikasi hasil tulisan maupun film tentang komunitas adat Dayak Maanyan nanti salah satunya akan dipublikasikan melalui jaringan blog internet di ANBTI. Kursus diselenggarakan dalam rangka mengisi waktu luang sebelum kepulangan dari Jakarta